Tips Bijak Mengelola Gaji Pertama Supaya Tidak Boncos

Tips Bijak Mengelola Gaji Pertama Supaya Tidak Boncos
Bagikan:

Bagikan

Bagi kamu yang baru pertama kali bekerja, tentu gaji pertama merupakan sesuatu yang sangat berkesan.

Namun demikian, dengan memiliki sumber pendapatan sendiri, tanggung jawab untuk merencanakan dan mengelola keuangan pribadi menjadi lebih besar.

Dengan memiliki penghasilan, penting untuk mulai memikirkan cara mengelola uang tersebut agar tidak habis tanpa jejak. Salah satu langkah penting dalam mengelola keuangan adalah dengan mulai memperhitungkan sebagian dana untuk berinvestasi.

Direktur PT Bahana TCW Investment Management (Bahana TCW) Danica Adhitama mengatakan dengan memulai investasi sejak dini dapat memberikan waktu lebih lama bagi uang untuk berkembang melalui keuntungan yang dihasilkan.

Selain itu, investasi juga dapat membantu untuk mempersiapkan dana darurat, merencanakan pembelian aset besar seperti rumah, dan keperluan lain atau bahkan mempersiapkan pensiun dini.

“Sebelum mulai berinvestasi, langkah pertama yang perlu dilakukan adalah mengatur alokasi gaji dengan baik. Pendekatan ini memastikan keseimbangan antara memenuhi kebutuhan sehari-hari, dan berinvestasi untuk masa depan serta meningkatkan nilai aset. Berinvestasi bisa dikatakan salah satu self reward yang paling logis untuk mempersiapkan masa depan. Sebagai penghargaan kepada diri sendiri atas kerja keras yang telah dilakukan selama bekerja,” ujar Danica dalam keterangan resmi dikutip, Kamis, 19 September 2024.

Ada beberapa hal yang dapat menjadi tips bagi para first jobber untuk mulai mempersiapkan masa depan, di antaranya:

Baca Juga:  Kripto Kamu Digondol Maling? Coba Lacak Pakai SpunkySDX

Prioritaskan Kebutuhan Dasar

Dalam mengelola penghasilan, penting untuk membagi pengeluaran dalam beberapa pos agar keuangan tetap sehat. Salah satu cara yang bisa digunakan adalah dengan rule 50/30/20.

Dengan kata lain, perlu menyisihkan 50% gaji untuk kebutuhan dasar seperti tempat tinggal, makanan, transportasi, dan tagihan rutin. Dengan disiplin dalam pengeluaran ini, kamu akan terhindar dari pengeluaran berlebih di luar kebutuhan utama.

Setelah kebutuhan dasar terpenuhi, sisihkan 30% dari penghasilan untuk kebutuhan sekunder seperti hobi, hiburan, pakaian, atau liburan. Namun, pastikan pos ini tidak melebihi alokasi yang telah ditetapkan agar tetap dapat menabung dan berinvestasi dengan baik.

Kemudian, sisihkan 20% dari gaji untuk investasi maupun asuransi. Ini merupakan langkah awal untuk membangun pondasi keuangan yang kokoh. Untuk awal dapat dilakukan dengan instrumen investasi yang sesuai dengan profil risiko dan tujuan keuangan.

Sisihkan untuk Dana Darurat

Memiliki dana darurat adalah langkah krusial untuk menghadapi kebutuhan biaya mendesak yang datang tak terduga. Idealnya, Umumnya, dana darurat yang ideal adalah sebesar 3 hingga 6 kali pengeluaran bulanan. Dana ini sebaiknya disimpan di rekening terpisah yang mudah diakses namun tidak terlalu menggoda untuk digunakan sehari-hari.

Baca Juga:  Ini Cara Melakukan Profit Taking Bitcoin Ala Rekt Capital

Sebagai pertimbangan penempatan dana darurat dapat dilakukan di instrumen keuangan yang likuid seperti tabungan atau reksa dana pasar uang, yang memungkinkan pencairan dana dengan cepat.

Mulai Berinvestasi

Memulai investasi memang bisa terasa membingungkan, terutama bagi yang baru bekerja. Salah satu cara mudah untuk memulai adalah dengan berinvestasi di reksa dana. Reksa dana merupakan instrumen investasi yang cocok untuk pemula karena dikelola oleh manajer investasi profesional, sehingga tidak perlu khawatir soal pemilihan aset.

Namun yang terpenting sebelum memilih reksa dana, adalah kenali dulu seberapa besar toleransi risiko yang dapat diterima. Bagi yang memiliki toleransi risiko tinggi, reksa dana saham dapat menjadi pilihan yang tepat. Namun, bagi yang cenderung lebih konservatif, reksa dana pasar uang atau pendapatan tetap mungkin lebih sesuai.

Salah satu keunggulan dari reksa dana adalah kemampuannya dalam mendiversifikasi investasi, karena dana yang diinvestasikan akan disebar ke berbagai aset seperti saham, obligasi, atau pasar uang. Hal ini memungkinkan risiko investasi tersebar dan lebih terkelola dengan baik.

“Memilih instrumen investasi yang tepat sangat penting, terutama bagi Anda yang baru mulai berinvestasi. Sebagai first jobber, sebaiknya ketahui terlebih dahulu profil risiko investasi agar dapat menyesuaikan ekspektasi imbal hasil dengan tetap menjalankan komitmen investasi. Salah satu instrumen yang dapat dipertimbangkan adalah reksa dana,” tambah Danica.

Baca Juga:  Ini Cara Membedakan Utang Baik dan Buruk

Reksa dana adalah instrumen investasi yang mudah diakses dan ideal bagi investor pemula yang memiliki dana terbatas. Di dalam reksa dana, dana dari berbagai investor digabungkan dan dikelola oleh manajer investasi profesional dalam portofolio efek.

Dana tersebut dapat diinvestasikan dalam berbagai instrumen seperti deposito, obligasi, dan saham atau bisa disebut dengan diversifikasi investasi. Dengan menggunakan prinsip diversifikasi, reksa dana menawarkan risiko yang relatif rendah. Jika salah satu sektor mengalami kerugian, investor tetap terlindungi karena sektor lain dalam portofolio masih dapat memberikan keuntungan.

Salah satu kunci sukses dalam investasi reksa dana adalah memilih manajer investasi yang berpengalaman. Manajer investasi yang baik akan membantu Anda mencapai tujuan investasi dengan risiko yang terkendali. Cari tahu track record dari manajer investasi yang Anda pilih, dan pastikan mereka memiliki pengalaman yang solid dalam mengelola portofolio investasi.

“Memanfaatkan jasa perusahaan manajer investasi yang sudah memiliki reputasi baik dan telah terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dapat menjadi pilihan. Perusahaan manajer investasi yang kredibel akan memberikan laporan berkala tentang kinerja investasi, sehingga kinerja investasi dapat dipantau secara transparan,” tutup Danica.

Bagikan:

Bagikan

Scroll to Top
Ikuti Sosial Media Batur